Selarai, Infosekayu.com - Tahun ini, menjadi berkah yang tak ternilai bagi masyarakat Musi Banyuasin. Ragam buah khas Musi Banyuasin sedang berbuah dengan lebatnya. Ada duku, rambutan, manggis, hingga durian. terlebih buah duku, di setiap pohon duku yang ada hampir dipastikan berbuah dengan banyaknya. 


ada pemandangan unik saat musim buah duku tiba. Tepatnya di jalan selarai kelurahan balai agung sekayu, ratusan masyarakat yang berasal dari kab. OKI datang ke kebun bersama "juragan" nya untuk memborong duku dari kebun-kebun duku yang ada di jalan selarai. 

ada sekitar 5 "juragan" yang masing - masing membawa anak buah sekitar 30 orang. Ada yang bertugas memanjat, memungut duku, mengemas duku dalam kotak yang terbuat dari kayu, ibu-ibu memasak kebutuhan logistik sampai distribusi ke pasar induk kramat jati di jakarta. 

Boleh dibilang para juragan ini memiliki akses ke pasar di pulau jawa. Maka tak heran bila perputaran uang sampai ratusan juta hingga milyaran rupiah. Bagaimana tidak, satu kali angkut, rata-rata satu truk memuat 300 kotak duku, satu kotak yang berisi hingga 15kg duku dibeli dengan harga rata-rata Rp.120.000. Hitung sendiri berapa uangnya. (untuk satu truk).

satu juragan minimal ada 3 truk, agar tidak terputus mata rantai distribusi duku, untuk meminimalisir agar duku tidak busuk di jalan. Satu truk mengantar ke pasar induk, satu truk lagi angkut duku dari kebun, satu lagi standby untuk mengangkut duku di hari berikutnya.

Menurut basri, salah satu pemborong duku, ia mengakui bahwa duku sekayu sebagai salah satu duku yang terbaik dari sekian tempat yang ia jumpai. Untuk di Musi Banyuasin, selain di Selarai, ia juga ikut memborong di wilayah Sukarami, dan lumpatan 

Jadi, warga Musi Banyuasin harusnya bangga bahwa buah lokal kita sudah menembus pasar nasional. Dan warga jakarta dan sekitarnya harus tahu kalau duku yang anda nikmati bisa jadi adalah berasal dari Musi Banyuasin. Dimana salah satu pemilik kebun duku manis tersebut adalah Muhammad.

Tapi sayangnya di salah satu kotak duku yang mereka angkut tertulis merk "OKI". Yang mana paradigma masyarakat terbentuk seolah duku manis yang akan di distribusikan tersebut berasal dari OKI padahal nyatanya limpahan buah duku tersebut memang murni berasal dari bumi serasan sekate, yang harus masyarakat luas ketahui.  

"Takutnya seperti pepatah, kerbau punya susu, sapi punya nama" , ketus beberapa warga sekitar kebun duku selarai tersebut yang sempat mengobrol singkat dengan tim kamiyang tak mau disebutkan namanya tersebut. (KZ/Mawar)
Share To:

redaksi

Post A Comment: