Infosekayu.com - mual saat hamil dialami sebagian besar ibu hamil, hanya kurang dari 20 persen yang tidak mengalaminya. Kondisi ini adalah hal yang umum terjadi di awal masa kehamilan, terutama minggu pertama hingga bulan ketiga,dan diduga penyebabnya adalah perubahan hormon.Meski begitu,beberapa wanita mengalami mual hingga waktu yang lebih lama.Selain itu,walau sering disebut juga dengan sebutan morning sickness, sebenarnya kondisi ini dapat terjadi kapan saja, pagi, siang, maupun malam. Bahkan, ada beberapa ibu hamil mengalaminya sepanjang hari.

Penyebab Mual

Mual pada wanita hamil disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
  • Produksi hormon kehamilan.Ketika sel telur yang sudah dibuahi menempel pada dinding rahim, tubuh akan memproduksi hormon human chorionic gonadotropin (HCG). Hal inilah  yang diduga menyebabkan mual.Jadi,rasa mual yang muncul merupakan pertanda bahwa produksi hormon yang dibutuhkan untuk kehamilan yang sehat berjalan normal.
  • Adanya peningkatan kadar hormon estrogen.
  • Sensitivitas terhadap aroma atau bau tertentu meningkat.
  • Penelitian menemukan bahwa sebagian wanita mengalami mual saat stres.
  • Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan mual dan muntah. Untuk itu, segera periksakan ke dokter jika nyeri atau keluar darah saat Anda buang air kecil.
Sebagian wanita hamil cenderung lebih berisiko mengalami mual saat hamil terutama jika sebelumnya mereka sudah pernah mengalami mual dalam perjalanan,mual saat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen,mengandung anak pertama, obesitas,dan mengandung bayi kembar.

Apakah Berbahaya?

Mual pada ibu hamil sebenarnya wajar dan tidak membahayakan janin di dalam kandungan. Kondisi ini justru menguntungkan karena akan mendorong sang ibu mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi tertentu, seperti karbohidrat, yang kurang memicu mual.Selain itu, mual juga akan mengurangi risiko janin terpapar zat yang berbahaya dari aneka makanan yang dikonsumsi sang ibu. Tak kalah penting, kondisi mual juga akan mendorong ibu hamil menyesuaikan aktivitasnya dengan perkembangan si janin.

Namun, apabila frekuensi mual dan muntahnya berlebihan, tetap harus diwaspadai. Mual yang diikuti dengan muntah-muntah parah dapat menjadi pertanda adanya gangguan dalam kehamilan.Misalnya pada hamil anggur, dimana plasenta berkembang menjadi sekelompok kista abnormal. Kemungkinan lain adalah hyperemesis gravidarum, yaitu kondisi saat ibu hamil kehilangan berat badan dan cairan tubuh dalam jumlah banyak sehingga perlu dirawat dengan infus atau obat-obatan.

Bagaimana Mengatasi Mual?

Mual saat hamil bisa ditangani secara mandiri dengan perubahan pola makan dan perubahan beberapa kebiasaan seperti berikut:
  • Jika mengalami mual di pagi hari, bangunlah secara perlahan dari tempat tidur. Kalau memungkinkan makanlah sepotong roti atau biskuit sebelum berdiri.
  • Kelelahan dapat menyebabkan mual. Pastikan Anda cukup beristirahat.
  • Konsumsi makanan dalam porsi sedikit demi sedikit tapi sering. Hindari makan dalam porsi besar dalam satu waktu. Batasi makanan yang terlalu pedas ataupun terlalu manis. Demikian juga waktu minum, teguklah sedikit-sedikit dan lakukan secara perlahan.
  • Hindari makanan atau bau-bauan yang dapat membuat Anda merasa mual.
  • Mengonsumsi makanan atau minuman dingin dapat meringankan mual daripada santapan panas atau hangat yang masih mengeluarkan aroma.
  • Kenakan pakaian yang nyaman yang tidak ketat di pinggang.
  • Mual tidak akan begitu terasa ketika Anda tidak terlalu memikirkannya.
  • Mintalah bantuan orang lain jika Anda tidak dapat melakukan beberapa kegiatan yang memicu mual seperti memasak.
  • Tidak ada bukti medis bahwa jahe dapat meredakan mual. Namun Anda dapat mengonsumsi permen jahe atau minum air hangat dengan paduan jahe jika memang dirasa membantu.
  • Hindari berbaring setelah menyantap makanan.
  • Hindari makanan berlemak yang membutuhkan waktu lama untuk dicerna.
  • Gosok gigi dan berkumurlah setelah makan.
  • Saat merasa mual, cobalah untuk berjalan-jalan ke luar ruangan untuk mendapat udara segar.
  • Anda dapat mencoba mengonsumsi vitamin untuk ibu hamil bersama makanan sebelum tidur.
  • Zat besi dapat memperberat kerja sistem pencernaan.Jika Anda mengonsumsi vitamin untuk ibu hamil dengan dosis zat besi tinggi,Anda bisa berkonsultasi ke dokter untuk meminta dosis yang lebih rendah.
  • Jika mual diiringi muntah dirasa sangat mengganggu,dokter biasanya akan merekomendasikan obat anti-mual. Namun, hindari mengonsumsi obat anti-mual tanpa konsultasi dengan dokter karena berisiko membahayakan janin.
Segera periksakan diri ke dokter jika mual tidak tertahankan hingga muntah berulang-ulang dengan disertai ciri-ciri sebagai berikut:
  • Nyeri pada perut.
  • Urine berwarna kuning pekat atau bahkan tidak buang air sama sekali selama lebih dari 8 jam.
  • Tidak dapat mengonsumsi makanan atau cairan apapun tanpa dimuntahkan kembali selama 24 jam.
  • Merasa sangat lemas hingga bahkan tidak sanggup berdiri.
  • Demam 38 derajat celcius ke atas.
  • Muntah darah.
Jika mual menyebabkan muntah, pastikan saja Anda mengganti hilangnya cairan dan makanan. Muntah parah berkepanjangan ada kalanya berhubungan dengan risiko bayi lahir prematur dan bayi lahir berat badan rendah atau bayi lahir kecil dibanding umur kehamilan ibu.(ls)
Share To:

redaksi

Post A Comment: