Infosekayu.com- Tiga dari gol Sriwijaya FC ke gawang PSIS Semarang di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang, Rabu (23/5), dicetak oleh dua pemain bertahan Hamka Hamzah dan Mahamadou N’Diaye.

Menariknya, ketiga gol itu dicetak lewat sundulan. Hamka Hamzah mencetak gol dengan memanfaatkan umpan lambung Alberto Goncalves menit ke-50, Mahamadou N’Diaye via umpan matang dari Makan Konate menit ke-55 dan memanfaatkan tendangan sudut juga dari Konate menit ke-70.

Dua pemain senterbek ini punya heading bak seorang striker. Tak pelak, itu coba dimanfaatkan pelatih SFC Rahmad Darmawan saat ada kesempatan bola mati.

Rahmad Darmawan mengatakan, sebelum pertandingan, ia memang selalu menekankan pada anak asuhnya untuk memanfaatkan peluang yang ada, meski itu dari pemain bertahan sekalipun. Eks pelatih Persipura dan Persija ini tidak mempermasalahkan gol dicetak oleh siapa. Terpenting timnya bisa meraih kemenangan.

 “Di dalam sepakbola, tidak ada yang  bisa memprediksi siapa yang akan mencetak gol. Pasti selalu ada kejutan. Hari ini, pemain belakang bisa hattrick tiga gol. Tapi mereka bisa buat gol karena ada assist dari pemain lain,” tuturnya, Rabu (23/5).
RD tidak menampik, gol yang diperoleh dari situasi bola mati tersebut merupakan buah dari persiapan matang saat latihan.

“Saat di Medan, kita mendapatkan 11 corner kick, tapi tidak ada satu pun yang berhasil dimanfaatkan menjadi gol. Oleh sebab itu, saat latihan kita memang telah melakukan simulasi. Alhamdulillah, kita bisa mendapatkan rezeki dari sana. Kuncinya fokus, karena kita kemarin kurang fokus dan berujung kekalahan,” bebernya.

Jelang melawan PSIS Semarang, untuk dapat mencetak gol, jajaran pelatih menyiapkan beberapa taktik untuk menembus pertahanan Laskar Mahesa Jenar.
Selain mengandalkan bola panjang, pemain juga diminta memaksimalkan tendangan bebas atau pun corner kick.

“Kita memang telah menyiapkan empat cara kombinasi permainan  dan long range passing. Hasilnya, Hamka bisa cetak gol dari assist Beto dari serangan di sektor sayap. Begitupula tiga gol lainnya yang diperoleh dari situasi bola mati, yakni corner kick,” bebernya.

Apalagi, PSIS memainkan tiga senterbek. Jika bertahan, maka formasi berubah menjadi 5-4-1. Pemain menumpuk di pertahanan. Jika mengandalkan sentuhan satu dua, tentu akan mudah dipatahkan.
“Kita tidak menyangka mereka akan bermain seperti itu. Biasanya PSIS bermain dengan empat pemain belakang. Tapi ternyata mereka main dengan tiga senterbek. Sehingga saat bertahan ada lima pemain bertahan,” jelasnya.

Oleh sebab itu, pada jeda babak pertama, RD meminta pemain untuk memfokuskan penyerangan dari sisi sayap. Hal ini lantaran PSIS menumpuk pemain di tengah dan belakang.
“Itu semua sebab kerja sama tim. Meski yang dicetak pemain bertahan tapi assist dilakukan pemain depan seperti Beto dan Konate,” jelasnya. (Edp)


Share To:

redaksi

Post A Comment: