Assalamualaikum Wr Wb, 
Bpk/Ibu, saudara dan teman-teman sekalian,. Semoga kita semua dalam lindungan Allah swt, Aamiin...

Perkenalkan saya, Deddy Rahmat Saputra berasal dari tanah lahir kota kecil "Sekayu" Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Saat ini saya lagi merintis jalannya proses program pendidikan di pascasarjana salah satu Universitas Negeri, saat ini saya sedang melakukan riset penelitian. 
Entah sudah berapa warna tinta yang saya tuliskan di atas kertas kosong, Entah sudah berulang kali terjatuh hingga bangkit kembali, Entah sudah berapa daratan yang sudah saya landasi.

Banyak hal yang ingin saya ceritakan betapa likunya perjalanan ini, hingga akhirnya perjalanan ini membawaku di Kecamatan Air Hitam (Sarolangun). Di sana saya disambut oleh keluarga bapak Wahap. 

Keramahan, kebaikan dan kesederhanaan keluarga bapak Wahap telah membukakan mata saya bahwa hidup tak selamanya tentang materi, bahkan hidup tak selalu tentang ketenaran.




Selama penelitian berlangsung, saya menginap di rumah pak Wahap dan sayapun dipandu oleh beliau ke dalam hutan Rimba tempat hidupnya 'Suku Anak Dalam', sesampainya di kediaman Suku Anak Dalam pemandangan begitu miris yang saya temui. Rumah tanpa dinding tidur beralaskan tikar, tetapi disanalah letak keistimewaannya. Mendengar cerita tentang budaya dan asal-usul SAD dikalangan masyarakat Jambi lebih dikenal dengan sebutan 'Kubu', tidak ada unsur disuruh atau dibayar tentang hal ini, saya hanya ingin beliau dihargai dan diperhitungkan dalam hal keadilan. 

"Kami memang sangat kecil bahkan untuk bertindak besar kamipun takut,. Kami memang marginal bahkan untuk terkenal kami takkan bermimpi,. Kami ingin menjerit bahkan teriakan suara kamipun takkan terdengar. 



Saya bisa merasakan bahkan saya rasakan sendiri betapa kami ingin?! (Mulai berpikir).... 

Tolong dahulukan kami jangan lihat seragam kami, jangan lihat penampilan kami, jangan lihat pendidikan kami, jika semua itu jadi perhitungan buat kaliankami akan menjadi apa?! 

Kami hanya mampu bertahan menjalani kehidupan dan rutinitas sehari-hari di dalam hutan dengan budaya kami, ajari kami mengenal dunia luar, kami hanya mempunyai kemampuan tetapi kami tidak punya pengetahuan. Menjelajahi hutan, bertemu dengan sanak baru merupakan pengalaman yang tak terlupakan untuk saya pribadi. Terimakasih telah memberiku pengalaman seindah ini. 

Maaf seribu maaf bahkan tak terhitung maaf kami, kami hanya menceritakan isi hati tanpa berhati-hati. 

Wassalamu'alaikum...

Dedi Rahmat Saputra
Mahasiswa Pasca Sarjana Unnes Semarang
Share To:

redaksi

Post A Comment: