Infosekayu.com- Aktivitas ekonomi dan bisnis selama Ramadhan menghasilkan keuntungan besar bagi banyak pengusaha dan pedagang. Hampir setiap lini usaha berkembang di bulan suci ini, mulai dari makanan hingga pakaian, perhiasan hingga renovasi rumah, hadiah hingga ucapan selamat hari raya.

Volume bisnis begitu banyak, sehingga pengusaha dan pedagang memanen pundi-pundi uang dalam jumlah besar di bulan ini. Selain bisnis, Anda perlu memikirkan sisi spiritual, yaitu ibadah selama Ramadhan. Menyeimbangkan keduanya adalah tugas cukup besar, sebagaimana tips yang diberikan profesional manajemen bersertifikat, Ajaz Ahmed, dilansir dari Productive Muslim, Rabu (23/5).

1. Tambah pekerja paruh waktu
Sebagai pebisnis, Anda mengetahui tekanan Ramadhan meningkat bagi karyawan-karyawan Anda yang sedang berpuasa. Anda bisa membuat mereka tetap optimal bekerja dengan menambah bantuan pekerja paruh waktu. Dengan ini, baik Anda dan karyawan Anda tak akan dikejar waktu, dan tetap bisa melaksanakan ibadah tepat waktu. Pekerjaan pun bisa diselesaikan lebih cepat.

2. Sediakan ruang shalat
Jika lokasi bisnis Anda terletak jauh dari masjid, untuk menghemat waktu, sediakan ruang shalat untuk karyawan Anda. Anda bisa menggunakan ruangan kecil yang selama ini digunakan untuk ruang penyimpanan. Ini juga memastikan ibadah Anda dan karyawan berjalan seimbang.

3. Bayar gaji karyawan tepat waktu
Pastikan Anda membayar upah atau gaji karyawan Anda tepat waktu sebelum Idul Fitri, sehingga mereka bisa bergabung bersama sanak saudaranya di kampung halaman. Karyawan Anda juga punya keluarga dan anak yang mengandalkan uang ini untuk membayar kebutuhan Idul Fitri mereka.
Dari Abdullah bin Umar, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering. (HR Ibnu Majah).

4. Hasilkan keuntungan yang wajar
Pemandangan wajar di bulan Ramadhan di mana terjadi lonjakan harga komoditas-komoditas penting. Jadilah pebisnis atau pedagang yang moderat menentukan margin keuntungan. Mengambil keuntungan terlampau tinggi pada komoditas tertentu sama saja membohongi konsumen, memanipulasi harga, dan trik licik lain yang pada dasarnya tidak disukai Allah.
Sistem pasar dalam konsep Islam berdasar pada dua asumsi, yaitu rasionalitas ekonomi dan persaingan yang sempurna. Sistem ini menggambarkan keselarasan antara kepentingan pebisnis dengan konsumen.

5. Berbisnis dan berdagang jujur
Allah SWT berfirman dalam Al Muthaffifin 1-6, "Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang). Yaitu orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, pada suatu hari yang besar, (yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.
Praktik bisnis dan dagang yang mengurangi takaran, ukuran, jumlah sangat dilarang dan dikutuk Allah. (Edp)


Share To:

redaksi

Post A Comment: