Sekayu, infosekayu.com - Pribahasa merupakan ungkapan yang sering digunakan masyarakat indonesia umumnya dan juga pribahasa untuk setiap daerah memiliki perbedaan-perbedaan baik dari segi bahasa, pengucapan maksud bahkan tujuannya sama halnya dengan pribahasa dari Musi Banyuasin yang memiliki banyak sekali pribahasa dan siapapun yang mendengar ataupun membacanya khususnya anak rantau Musi Banyuasin akan merasakan kerinduan mendalam pada bumi serasan sekate ini. 

Karena pribahasa MUBA ini sering kita dengar dari tetuah kita seperti Umak, Ebak (Ayah, Ibu), Nek ine, Nek Anang (Nenek, kakek) dahulu. Adalah Ibu Nuraini (65) yang merupakan warga asli muba yang kami wawancarai mengenai pribahasa ataupun pepatah MUBA yang beliau  ketahui. Berikut ulasannya secara lengkap.

"Sebenoknye banyak nia Pribahasa dari MUBA ikak yang pacak di jadike sebagai pembelajaran bagi kitek atau sekedar pengingat kitek saghai-saghai contohnye :

Makan suduh mutah sayak  ( Dapat Sedikit terbuang banyak)

Like-like di kerak jarang (bekerja banyak hasilnya sedikit)

Besok soap dailah mekan (besar pasak dari pada tiang)

Nyemohke langet dak masak (Meski terus berusaha kalau tidak nasib maka tidak akan berhasil)

Mbak Kebau Linjang di Por ( orang yang selalu ingin bekerja keras)

Anak imau jadi anak kere (sesuatu yang bagus berubah menjadi jelek)

Mbak api makan dedak (Sesuatu hal yang terjadi tapi tak tampak oleh orang lain)

Badiang abu dengen ( sesuatu jika hanya dirapkaan tanpa ada eksekusi hasilnya nihil) 

Mbak Bakatak duduk bawah pandan (hanya bisa berangan angan saja)

Nyeragi kere Timbe ( Tidak ada daya upaya)

Nyeragi Puyuh gebas maincur-incur ( Di ibaratkan orang yang tak percaya diri)

Tekul ulo badenang ( sindiran utuk orang yang tak memperhatikan keindahan saat bekerja)

Lambat buaye ayo  monoh ( hal yang disangka sama sekali terjadi)

Takut Di antu narebab mesan ( takut pada hal kecil hal besar yang terjadi)

Mbak Biancak Duduk dalam Sengkalan ( Di peruntukkan kepada Orang yang angkuh)

"Itulah beberape pribahasa yang pacak ku bagike lain waktu kitek sambung lagi mon nak sebenoknye takate banyak tapi sebagai ubat rindunye mungkin pribahasa atau pepatah tadi pacak di ingat-ingat. Harapannye supayo budak mude mikak aghai jangan lali ngen budaya kitek. Karene budaya kitek benilai, dem itu bae” tukas dari nenek sebelas orang cucu ini pada tim Infosekayu.com di kediamannya, minggu (15/01). (red/zul)

Share To:

redaksi

Post A Comment: