Dalam pemaparan Menkes Budi di dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, pada Kamis lalu, 16 Januari 2021, beliau menyatakan wacana sertifikat digital ini digulirkan agar banyak masyarakat bersedia mendapat vaksin covid-19.
Lantas seperti apa penerapannya? Lebih jauh Menkes Budi bilang sertifikat yang diberikan pada penerima vaksin akan berbentuk digital, bukan berupa sertifikat fisik. Dengan sertifikat itu, nantinya orang yang sudah vaksin diwacanakan tak perlu swab.
“Cuma sertifikatnya bukan sertifikat fisik, tapi sertifikat digital yang bisa ditaruh di Apple Wallet atau Google Wallet, sehingga kalau beliau terbang atau pesan tiket di Traveloka tidak usah menunjukan PCR test atau antigen,” kata Budi, dalam keterangannya, baru-baru ini.
Kendati masih bersifat wacana, namun kata Budi, Pemerintah bisa menggunakan cara ini agar masyarakat makin tergerak melakukan vaksin covid-19. Program penyuntikkan vaksin covid-19 sendiri dianggap penting dilakukan Pemerintah pada masyarakat, agar dapat memutus mata rantai penyebaran virus ini di Tanah Air.
Sudah vaksin tak perlu swab? Menkes gandeng Menhub
Lebih jauh, Menkes kemudian menyatakan bakal berusaha bekerja sama dengan pihak-pihak terkait demi bisa diterbitkannya sertifikat digital ini.
Baginya, dia sepakat jika pelaksanaan vaksinasi mestinya tak dikaitkan dengan konsekuensi pidana, tetapi bisa dilakukan dengan memberikan insentif berupa sertifikat kesehatan digital tersebut.
“Nanti saya akan bicarakan dengan Kementerian Perhubungan supaya jadi lebih sifatnya insentif yang diberikan ke masyarakat kalau mereka melakukan vaksinasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, pemberian sertifikat ini akan mendukung penerapan protokol kesehatan. Kata dia, warga yang ingin berkumpul atau mengunjungi pasar bisa menunjukkan sertifikat digital kesehatan tersebut melalui aplikasi.
“Nanti kami cari aplikasinya bisa dibikin anak-anak muda Indonesia agar bisa menjadi mekanisme screening yang baik dan online,” tutur dia.
Seperti diketahui, pemerintah sudah menggelar vaksinasi sebagai upaya menangani pandemi Covid-19 pada Rabu 13 Januari 2021. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntikkan vaksin CoronaVac buatan Sinovac Biotech.
Setelah vaksinasi perdana terhadap Presiden Jokowi, program vaksinasi dilanjutkan di seluruh daerah di Indonesia.
Nah hopers, terpenting jangan lupa untuk selalu menerapkan 3M, yakni tetap memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Sumber : Hops.id
INFOSEKAYU.COM - KENTANG goreng jadi salah satu camilan yang digemari banyak orang. Rasanya gurih dan cocok dinikmati kapan pun, misalnya ketika nonton, berkumpul dengan teman, atau saat sedang bersantai di rumah.
Tapi tahukah Anda, terlalu banyak mengonsumsi kentang goreng bisa berdampak negatif pada kesehatan?
Dikutip dari laman Times of India, Senin (18/1/2021), berdasarkan hasil penelitian yang telah diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition, dilakukan observasi terhadap 4.500 orang, diketahui bahwa makan kentang goreng lebih dari dua kali seminggu dapat menggandakan risiko kematian dini.
Para peneliti mengungkapkan ini akibat banyaknya minyak dalam kentang goreng tersebut. Inilah yang menimbulkan risiko besar untuk kesehatan.
Lalu adakah risiko lain apabila terlalu banyak mengonsumsi kentang goreng? Berikut lima di antaranya.
1. Sakit perut
Lemak dicerna lebih lambat oleh tubuh dibandingkan karbohidrat dan protein. Dengan demikian, kentang goreng yang ada di perut lebih lama daripada makanan sehat.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal Ultrasound International Open, Anda akan memiliki peluang lebih besar untuk menderita sakit perut saat makan gorengan.
2. Kabut otak
Mengingat fakta bahwa kentang goreng digoreng dengan minyak terhidrogenasi, di dalamnya mengandung banyak lemak trans yang meningkatkan kolesterol jahat dan menurunkan kolesterol baik Anda. Hal ini pada akhirnya meningkatkan risiko penyakit jantung.
Berdasarkan penelitian lain, orang yang memiliki lebih banyak lemak trans dalam darahnya 75 persen lebih mungkin mengembangkan penyakit alzheimer atau demensia.
3. Menurunkan kekebalan tubuh
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Opinion in Clinical Nutrition and Metabolic Care, makan makanan berlemak tinggi berlemak dapat merusak mikrobioma dengan meningkatkan bakteri tidak sehat dan dengan demikian menurunkan kekebalan Anda.
4. Risiko jantung dan stroke
Sebuah penelitian menemukan bahwa makan gorengan tiga kali atau lebih dalam seminggu meningkatkan kemungkinan seseorang terkena serangan jantung dan stroke sebesar 7 persen. Jika orang mengonsumsi gorengan setiap hari, risikonya menjadi dua kali lipat hingga 15 persen.
5. Obesitas
Saat makanan digoreng dengan lemak, maka akan menjadi bom kalori, yang menyebabkan penambahan berat badan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa makan gorengan terkait langsung dengan obesitas.
Sumber : okezone
Palembang, Infosekayu.com - Kabar duka datang dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumsel, Ketua KPU Sumsel Kelly Mariana tutup usia pagi ini Minggu (17/1/2021) sekira pukul 6.30 WIB di RS Charitas Palembang. Kabar duka ini dibenarkan Komisioner KPU Sumsel Amrah Muslimin saat dikonfirmasi infosumsel.ID, Minggu (17/1/2021).
"Iya benar, ibu ketua meninggal dunia pagi ini," kata Amrah. Amrah menuturkan, sebelumnya Ketua KPU Sumsel Kelly Mariana dirawat di RS Charitas sejak 13 Januari 2021 karena terkonfirmasi positif covid-19.
"Tanggal 13 beliau masuk RS Charitas karena Covid," ujar Amrah. Kabar duka ini, membuat seluruh Komisioner KPU Sumsel beserta jajarannya merasa kehilangan sosok Kelly.
Menurut Amrah, sosok Ketua KPU Sumsel Kelly Mariana merupakan sosok pemimpin yang dikenal baik dan bertanggung jawab. "Kami merasa kehilangan, beliau adalah pemimpin kami. Pribadinya baik dan bertanggung jawab," tukasnya.
Sumber : infosumsel.ID
Penyakit komorbid tersebut di antaranya seperti hipertensi, sakit jantung, diabetes melitus, autoimun, tuberkulosis, tumor, kanker, ginjal, hingga paru obstruktif kronis (PPOK).
Tapi bagaimana jadinya jika Anda pemilik penyakit komorbid namun mendapatkan undangan atau SMS blast dari Kementerian Kesehatan untuk disuntik vaksin? Haruskah datang?
Menurut Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, K-AI, karena ada jarak waktu antara undangan dan jadwal vaksinasi, maka sebaiknya Anda lebih dulu memeriksakan diri dan berkonsultasi dengan dokter terkait penyakit penyerta yang diderita.
"Sebaiknya dari dokternya, setiap orang itu sudah tahu saya punya komorbid, datang ke dokternya periksa kondisi terakhirnya bagaimana," ujar Prof. Iris dalam diskusi virtual bersama Suara.com -- jaringan Saibumi.com, Jumat (15/1/2021).
Dari hasil pemeriksaan, biasanya dokter akan memberikan rekomendasi tetap menjalani vaksinasi atau membatalkan jadwal vaksinasi, dengan surat dokter yang disertakan.
Namun direkomendasikan tetap datang ke lokasi vaksinasi sesuai jadwal dan menyerahkan hasil pemeriksaan dan surat dari dokter.
"Kalau memungkinkan, ya sudah sebaiknya dapat surat dari dokter" ungkap Prof. Iris.
Dengan surat keterangan dokter itu, kata Profesor Ahli Imunologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, akan memudahkan dan membantu bagian pengisian form tentang riwayat sakit peserta vaksinasi Covid-19.
"Karena ada meja 1, 2, 3, 4. Meja 2 itu yang ngisi lama, jadi kalau (ada surat) dokter masing-masing orang yang disuntik boleh atau tidak boleh itu akan lebih mempermudah," pungkas Prof. Iris.
Sumber : Saibumi.com
Namun, Moms, tahukah kamu bahwa memberikan teguran kepada anak juga ada aturannya? Ada beberapa hal yang sering kamu lakukan, ternyata itu enggak baik untuk anak lho!
Merangkum dari berbagai sumber, Sabtu (16/01/2021), berikut beberapa kesalahan orang tua saat menegur anak!
1. Orang Tua Enggak Menghormati
Para orang tua meminta anak-anak mereka untuk menghormati mereka, tetapi terkadang mereka lupa bahwa rasa hormat harus menjadi jalan dua arah. Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan orang tua saat mendisiplinkan anak adalah berteriak, berbicara dengan nada kasar dan marah.
2. Mendisiplinkan Saat Marah
Mendisiplinkan anak saat marah sudah pasti termasuk dalam kategori larangan itu. Luangkan waktu beberapa menit untuk menenangkan dan mengumpulkan pikiran sebelum berbicara dengan anak tentang perilaku buruk mereka.
3. Enggak Konsisten
Moms menegur anak karena enggak membersihkan kamarnya, tetapi mengabaikannya ketika kamar mereka berantakan selama berhari-hari. Baiknya, beri anak arahan yang jelas dan sederhana serta daftar harapan yang realistis.
4. Terlalu Banyak Berbicara
Memberikan penjelasan yang panjang dan terperinci tentang perilaku enggak pantas anak bukanlah ide yang baik. Bersikaplah langsung dan jelaskan hal-hal yang menjadi dasar-dasar untuk anak, Moms.
5. Berpikir Bahwa Mendisiplinkan Itu Menghukum
Seringkali orang tua lupa bahwa tujuan mendisiplinkan anak adalah memberi mereka pedoman dan batasan yang tegas agar mereka enggak perlu dihukum.
Sumber : HerStory
MUSI BANYUASIN, INFOSEKAYU.COM – Kabar ditundanya pengiriman vaksin COVID-19 Sinovac untuk Kabupaten Musi Banyuasin, dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan, dr Azmi Dariusmanysah.
kabar dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), untuk daerah Muba ditunda, hingga pengiriman vaksin tahap kedua pada Fabruari hingga April 2021.
Padahal Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin, telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Khusus Distribusi Vaksin COVID-19. Satgas Khusus ini bertugas menjamin keamanan distribusi vaksin di Bumi Serasan Sekate.
“Iya Vaksin untuk Tenaga Kesehatan (Nakes) di Kabupaten Musi Banyuasin ini batal dikirim dari Dinkes Provinsi Sumsel. Katanya sudah dikonfirmasi ke pihak Kementrian Kesehatan RI,” kata Kepala Dinkes Kabupaten Muba dr Azmi Dariusmansyah, Selasa (12/1/2021).
Ia menjelaskan, penundaan distribusi Vaksin Covid-19 ke Bumi Serasan Sekate untuk Nakes ini, alasanya jarak daerah Muba ini terlalu jauh.
“Pihak Dinkes Provinsi mengatakan sementara ini pengiriman Vaksin Covid-19 itu didahulukan untuk kabupaten/kota jaraknya terdekat, sehingga kita Muba ditunda karena jarak kabupaten kita ini terlalu jauh dan mungkin aksesnya sulit,” tegasnya.
Ia mengatakan, Vaksin Covid-19 di Muba ini tahap pertama itu untuk nakes sebanyak 3.380 orang. Namun ditunda hingga pengiriman tahap kedua atau dua minggu akan datang pada 21 Februari hingga bulan April 2021. “Harusnya tahap kedua itu, untuk TNI/Polri dan masyarakat, namun tahap dua di kita ini masih untuk nakes, karena penundaan tadi,” jelas Azmi.
Sumber : Intens.news