Sungai Keruh, Infosekayu.com – Kebudayaan di
Kabupaten Musi Banyuasin masih kental dengan adat istiadat dan nilai
kebudayaan yang terus dilakukan masyarakat setiap tahunnya. Seperti
tradisi perayaan Sedekah Rami (Bumi) yang dilakukan Masyarakat Desa
Kertayu, Kecamatan Sungai Keruh, Kabupaten Musi Banyuasin, Rabu
(11/04/2018).
Sedekah bumi yang merupakan bagian dari rasa
bersyukur masyarakat setempat kepada yang maha kuasa atas rezeki yang
telah di limpahkan pada masyarakat, dan berdoa untuk menjauhkan musibah,
memohon kepada Allah.
Sejak pagi, terlihat rasa kebersamaan dan
kekeluargaan masyarakat Desa Kertayu yang disibukkan dengan berbagai
persiapan sedekah rami. Tak ubah seperti hari raya, setiap rumah bersuka
cita membakar lemang dan saling memberi. Sebelum memasuki acara
puncak yakni berebut lemang, masyarakat desa maupun wisatawan yang
datang melakukan ziarah terlebih dahulu ke Makam Keramat Puyang Burung
Jauh di Desa Kertayu.
Setelah ziarah selesai dilakukan, Sekitar
pukul 14.00 WIB masyarakat berkumpul di rumah juru kunci makam Tarmizi
untuk berebut lemang yang merupakan hasil dari buatan masyarakat Desa
Kertayu sebagai simbol mengambil keberkahan.
Plt Bupati Muba Beni Hernedi yang ditemani sang istri turut hadir
prosesi adat tersebut mengucapkan terimakasih kepada masyarakat desa
Kertayu yang tetap mempertahankan tradisi yang sudah lama berjalan
secara turun-temurun. “Pemkab Muba menyambut kegiatan adat sedekah
rami yang dilaksanakan setiap tahun sebagai bentuk rasa syukur kepada
Allah SWT dan melestarikan budaya khas Muba”, katanya.
Dalam upaya
membangun dan mempertahankan tradisi sedekah rami, Beni menjanjikan akan
membangunkan gedung baru balai adat budaya Kertayu sehingga tempat
pelaksanaan pembagian lemang lebih representatif.
Sementara itu
Tarmizi tokoh masyarakat desa kertayu mengatakan sedekah rami rutin
dilaksanakan sebagai tradisi untuk menghindari balak dan sebagai rasa
syukur (berkah) pasca panen. “Sedekah bumi identik dengan lemang,
makanan khas terbuat dari ketan yang dibakar menggunakan bambu. Ini
tradisi kami turun temurun, sebagai bentuk ucapan syukur atas nikmat
Allah terhadap hasil panen,” ujarnya.(im)
Post A Comment: