INFOSEKAYU.COM - Kabar duka menyelimuti Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Ulum  Sakatiga, Kecamatan Inderalaya, Kabupaten Ogan Ilir. Salah satu santri di ponpes tersebut bernama Finanda Juni Harta (14) meninggal dunia.


Dari keterangan keluarga korban, Senin (23/10/2018), sekitar pukul 23.00, keluarga korban mendapat kabar bahwa anak korban mengalami sakit.

Berselang beberapa jam atau sekitar pukul 01.00 Selasa dinihari, keluarga korban kembali mendapat informasi yang menyatakan korban sudah meninggal dunia.

“Kami langsung ke pondok dengan difasilitasi ambulan oleh pihak ponpes, almarhum kami bawa pulang. Siang harinya kami melihat ada kejanggalan dengan meninggalnya almarhum,” kata paman korban, Senen.

Kejanggalan yang mereka dapatkan, adanya memar-memar di bagian punggung, lengan, dan ada luka bekas benturan pada kepala bagian belakang. “Karena ini kita berinisiatif membawanya ke RS Bhayangkara Palembang untuk dilakukan autopsi,” jelasnya.

Terpisah, saat awak media menyambangi ponpes, salah satu pengurus ponpes membenarkan adanya santri yang meninggal dengan umur 14 tahun kelas II Madrasah Tsanawiyah (MTS).

“Memang dari sore sakitnya, dibawa ke Puskesmas Inderalaya namun tidak sanggup, jadi dibawa ke RSUD Tanjung Senai dan meninggal di RSUD Tanjung Senai,” ujar salah satu pihak pondok RU yang menolak namanya dipublikasi saat ditemui di pos satpam, seperti dikutip dari Sumselupdate.

Sementara itu, pihak polsek maupun Polres Ogan Ilir saat dikonfirmasi tidak mengetahui masalah ini. “Saya lagi sakit  lagi di Palembang, belum monitor juga, nanti saya tanya sama anggota,” ujar Kapolsek Inderalaya, AKP Bambang.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Indralaya AKP Malik juga tidak mengetahui hal tersebut. “Belum ada laporan dari anggota kita, nanti kita cari tahu,” ujar dia.

Autopsi ke RS Bhayangkara

Terlebih kematian korban mengalami kejanggalan. Pihak keluarga yang curiga dengan kematian korban mendatangi Polda Sumsel dan melakukan pemeriksaan jasadnya di RS Bhayangkara Polda Sumsel, Selasa (23/10/2018), sekitar pukul 17.30.

Hingga malam pihak keluarga Juni masih menunggu di kamar jenazah RS Bhayangkara Palembang.

“Iya meninggalnya di Ponpes, itu diantarkan sama pihak pondok, terus mereka bilang sakit. Tapi tidak tahu sakit apa, tidak ada penjelasan,” ungkap Senen (36) paman korban didampingi Soharudin (40) orang tua korban.

Diketahui Juni merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Juni merupakan warga Desa Muara Kunjung, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Muba. Selama ini korban tidak ada riwayat sakit.

Senen mengatakan, keponakannya mengalami luka lebam di punggung, lengan, serta benturan di kepala belakang.

“Selama ini santri disana, lalu keluarga dapat kabar sakit, pihak pesentren bilang sakit, tetapi tidak jelas sakit apa,” ungkapnya.

Dia meminta kejelasan penyebab meninggalnya korban. “Bila sakit, sakitnya seperti apa, namun bila ada unsur kekerasan atau tindak pidana, kami meminta kasusnya untuk dituntaskan  supaya jelas duduk perkaranya,” tandasnya. /red/

Share To:

redaksi

Post A Comment: