Muba, Infosekayu.com - CINTA tak mengenal jarak dan perbedaan. Mungkin kalimat ini lah cocok disematkan pada kisah cinta Mardiati (41) seorang wanita asal Desa Bangun Sari, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin, dengan seorang pria bule bernama Brooke Kent (60) asal Provinsi Motuba, Negara Kanada.

Berawal dari group kencan khusus orang-orang berumur 40 tahun keatas bernama Dating Older di media sosial Facebook, kisah cinta mereka pun berakhir di pelaminan. Nah Seperti apa kisahnya?

 menjadi momen  paling membahagiakan bagi Mardiati dan Brooke Kent. Pasalnya di hari yang penuh berkah itu, kedua insan beda kewarganegaraan itu melangsungkan pernikahan.

Meski digelar secara sederhana, acara pernikahan yang di gelar di kediaman orangtua Mardiati di Desa Bangun Sari itu membuat heboh masyarakat.
Secara berbondong-bondong masyarakat datang menghadiri pernikahan wanita yang merupakan anak ke – 4 dari 6 bersaudara putri dari pasangan Marman (69) dan Miskinah (70). Mereka penasaran terhadap sosok pria bule yang menjadi suami dari wanita yang berstatus janda satu anak tersebut.

Tidak ada yang menyangka bahwa Mardiati yang selama ini kesehariannya hanya berkutat menyadap karet dan menjahit tersebut akan bersuami kan seorang pria Warga Negara Asing (WNA) yang berprofesi sebagai Supervisor pada perusahan pertambangan minyak.

Saat dihubungi wartawan koran ini via telpon pada hari Minggu (12/1), Mardiati yang saat ini tengah menikmati bulan madu bersama suami nya di Kota Jakarta mengatakan, awal perkenalan nya dengan Brooke Kent terjadi sekitar bulan Juli 2019 lalu.

“Waktu itu saya memposting semacam lelucon di grup tersebut, tidak lama Brooke pun menghubungi saya via Massenger. Namun saat itu tidak terlalu saya tanggapi. Tapi dia, terus menghubungi saya, lama-kelamaan komunikasi kami pun semakin akrab. Dia pun nyaris setiap hari menghubungi saya via Video Call,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia pun menceritakan  awalnya komunikasi mereka masih terkendala perbedaan waktu antara Indonesia dan Kanada yang mencapai 12 Jam.

“Setiap saya pulang dari Mantang Parah pukul 10.00 pagi ia selalu menghubungi saya. Banyak hal yang kami ceritakan dan bagi satu sama lain setiap harinya, mulai dari budaya hingga kondisi kehidupan masing-masing,” ujar Mardiati.

Ia menuturkan, yang membuat ia jatuh hati dan memutuskan untuk menikah dengan suami nya tersebut adalah karena sosok Brooke Kent yang sangat terbuka dan jujur.

“Dia ini terbuka sekali, dan orang nya sangat jujur. Selain itu dia memperlakukan saya dengan sangat baik, banyak hal yang dia ajarkan kepada saya terutama dari segi bahasa. Itulah kenapa saya menyanggupi ajakannya untuk menikah pada Bulan September 2019 lalu,” tuturnya.
Menurut wanita kelahiran 15 Januari 1978 ini, awalnya sebelum memutuskan untuk menikah sang suami mengajaknya untuk datang ke Negara Kanada dulu untuk melihat secara langsung kondisi sang suami.
“Dia sempat mengirimkan uang untuk keperluan pembuatan Paspor, namun saat itu masih ada kendala pada kepengurusan Visa. Sehingga atas saran dari pengacara agar melangsungkan pernikahan dulu, supaya lebih mempermudah pengurusan Visa nanti,” katanya.

Saat ditanya, bagaimana reaksi kedua orangtua nya saat ia memutuskan untuk menerima pinangan dari pria bule tersebut, ia mengatakan bahwa orangtua nya awalnya sedikit terkejut. Namun, tetap memberi restu dengan satu syarat agar sang suami harus memeluk agama islam.

“Brooke juga menyanggupi untuk menjadi seorang muslim, proses masuk islam nya pun dilakukan disini, sekitar dua hari sebelum akad nikah,” terangnya.

Mardiati pun berencana tinggal di Kanada mengikuti suaminya, dan membawa serta sang putra bernama Nicholas yang saat ini masih duduk di bangku kelas 3 SMA. “Untuk Nico rencananya akan menyusul saat dia tamat sekolah nanti, saat ini ia akan saya suruh mengikuti kursus bahasa inggris dulu agar bisa menyesuaikan saat tinggal disana nanti,” jelasnya.
Miskinah (70) ibunda, saat disambangi dikediamannya mengatakan, dirinya sedikit merasa sedih karena bakal berpisah jauh dengan sang anak.

“Kalau sedih ya tentu, soalnya bakal pisah jauh. Dan susah kalau mau ketemu dengan dia. Tapi itukan sudah menjadi keputusan dari Atik (sapaan, red), kami sebagai orangtua tentu hanya merestui saja. Syarat kami hanya satu supaya dia (Brooke, red) itu harus islam,” tukasnya.

Ditempat yang sama Marman, ayah kandung dari Mardiati menceritakan bahwa prosesi akad nikah anaknya dengan Brooke Kent berlangsung dengan lancar. “Prosesi pengucapan ijab kabul berjalan dengan lancar, hanya dua kali sudah sah. Menantu kami juga cukup lancar saat mengucap dua kalimat syahadat. Untuk maharnya sendiri itu emas seberat 5 gram,”
Ia mengatakan bahwa dirinya belum mengenal banyak sosok sang menantu, dikarenakan masalah bahasa saat komunikasi. “Dia sempat cerita sedikit mengenai kehidupannya tapi melalui perantara anak kami Mardiati. Ia mengatakan bahwa pada hari Sabtu akan langsung membawa Atik ke Jakarta, untuk mengurus Paspor dan Visa,” tambahnya.

Terpisah Kepala Desa Bangun Sari, Umar Usman, saat dikonfirmasi membenarkan mengenai adanya warga Bangun Sari yang menikah dengan pria bule. “Memang benar, namun waktu itu saya tidak sempat menghadiri proses akad nikah nya sebab ada acara serah terima motor dinas di kantor Kecamatan. Proses pengurusan administrasi nya sendiri itu tidak melalui desa lagi, tapi langsung ke kantor KUA, sehingga saya tidak terlalu tahu nama dari sang bule,” tutupnya.

Sumber : harianmuba 
Share To:

redaksi

Post A Comment: