• Infosekayu.com - Jika Anda mengira bahwa flirting itu hal biasa, coba pikirkan lagi. Flirting itu terbukti selalu menimbulkan masalah. Berbagai tindakan yang menjurus pada flirting seperti senyuman yang terkesan spesial kepada lawan jenis atau dengan tanpa pertimbangan mengatakan "kamu itu cantik juga ya..."-bisa menjadi sinyal bahwa Anda mengisyaratkan sebuah hubungan yang lebih dari sekadar 'biasa'. Mungkin maksud Anda sama sekali bukan ke arah sana, tapi ingat, orang lain bisa saja mengartikan berbeda. Ya, berasumsi! Bagaimana kalau membawa sikap 'flirting' itu ke rumah dan membuat pasangan Anda lebih bahagia. Flirting dengan istri atau suami itu manjur sekali untuk menghangatkan rumah tangga-dan lagi lebih menyenangkan.
  •  Curhat dengan lawan jenis

  • Curhat mengenai sesuatu yang detail soal masalah rumah tangga dengan orang lain di luar rumah benar-benar bisa menggiring Anda kepada masalah baru yang tidak pernah Anda kira. Berawal dari rasa nyaman ketika bercerita, belum lagi tepukan tangan yang menenangkan di pundak, dan lebih parahnya, Anda mungkin akan menerima atau bahkan memberikan pelukan kepada lawan bicara yang sedang bersedih. Masalah pribadi memang sudah seharusnya disimpan di rumah sendiri. Berdiskusi dengan pasangan mengenai apapun yang mengganggu adalah cara yang paling 'sehat'. Pelukan atau bahkan sekadar belaian yang datang dari pasangan bisa lebih menenangkan kita. Jika hal itupun tidak manjur buat Anda, Anda bisa pergi ke saudara atau anggota keluarga yang bisa dipercaya, terapis atau konsultan. Yang pasti, bukan seseorang yang mungkin saja bisa "membajak" rasa cinta Anda dari pasangan dan akhirnya menghancurkan rumah tangga Anda.
  •  Janji 'ketemuan' dengan lawan jenis

  • "Cuma makan siang sama Doni 'kan nggak masalah," kata Tina dalam hati. Atau, "Okay, pulang kerja aku mampir ya ke rumah kamu, tapi suamiku nggak bisa ikut."
  • Mungkin dalam hati semua itu tidak akan menjadi masalah untuk Tina, tapi sadarkah Anda bahwa berjanji bertemu dengan lawan jenis tanpa didampingi pasangan itu justru sudah menjadi 'benih-benih' menuju sebuah emosi yang mungkin tidak pernah Anda pikirkan?
  • Bayu dan Prita adalah suami istri. Suatu hari Prita menemukan struk makan siang untuk dua orang dari saku kemeja suaminya. Padahal mereka memiliki rumah tangga yang baik. Ketika Bayu sampai di rumah, ia menunjukkan struk itu dan bertanya "Ini apa?" Kemudian dengan tenang Bayu menjelaskan "Oh, kemarin aku undang sekretaris kantor untuk makan siang untuk sekadar mengucapkan terima kasih."
  • Prita menjawab "Aku mohon yang seperti ini jangan terjadi lagi ya?" Bayu mengerti kesalahannya dan dia langsung merespons "Iya sayang, tidak akan terjadi lagi. Akupun merasa aneh ketika makan siang hanya berdua dengan dia." Tidak ada yang salah dengan jamuan makan siang; hanya saja, jika Anda sudah menikah, lakukanlah itu sebagai acara group yang melibatkan beberapa orang, atau ajaklah pasangan Anda. Dan tidak ada yang salah pula dengan memperingatkan pasangan Anda tentang hal yang salah-karena tindakan itu adalah bukti bahwa kita melindungi rumah tangga dan menunjukkan cinta kita pada pasangan.
  •  Menceritakan keburukan pasangan

  • Seorang sahabat tidak akan menjelek-jelekkan sahabatnya karena itu adalah tindakan pengkhianatan. Apalagi sepasang suami istri yang adalah sahabat satu sama lain, salah satu tugas mereka adalah saling melindungi reputasi. Satu-satunya pengecualian adalah ketika pasangan mulai melakukan kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini harudlah dilaporkan pada pihak yang berwajib. Anda harus melindungi diri dan tentunya demi keamanan anak-anak.
  • Online chatting

  • Menurut studi yang dilakukan oleh Beatriz Mileham dari Universitas Gainesville di Florida, Amerika Serikat, online chatting telah menjadi pemicu utama masalah dalam sebuah hubungan. Aktivitas internet semacam ini terbukti telah mengacaukan banyak angka pernikahan di Amerika Serikat. Contohnya, banyak yang bertemu kembali dengan mantan kekasih lewat internet, kemudian berakhir pada perselingkuhan. Solusinya gampang; "Jangan lakukan. Tindakan ini tidak sebanding keutuhan rumah tangga dan perasaan anak-anak kita."
  •  "Malas" berhubungan intim dengan pasangan

  • Ketika keintiman dengan pasangan mulai merenggang, keutuhan rumah tangga bisa jadi taruhannya. Hubungan intim yang aktif dan terjaga hangat akan mendekatkan pasangan satu sama lain baik sacara fisik maupun emosinal. Memang tidak boleh ada paksaan dalam menjaga hubungan intim, karena itulah diperlukan pengertian yang tulus antara satu dan lainnya.
  •  Lebih mendahulukan anak dan orangtua

  • Pasangan adalah orang yang paling penting dalam hidup Anda. Hubungan yang lainnya adalah yang nomor dua. Bukan berarti Anda tidak mencintasi anggota keluarga yang lain, tapi lebih mendahulukan anak dibandingkan dengan pasangan tentu bisa menyakiti pernikahan Anda tanpa Anda sadari. Taruhlah pasangan di nomor 1 dan secara otomatis kita akan memberikan kehangatan kebersamaan Ayah dan Ibu untuk anak-anak di rumah.(ss)
Share To:

redaksi

Post A Comment: