Jakarta, Infosekayu.com - China kembali harus menelan pil pahit. Pasalnya wabah virus corona varian Delta penyebab penyakit Covid-19 yang kini menyerang negara tersebut diyakini akan berkembang pesat.

"Dalam 14 hari terakhir, 14 wilayah provinsi telah melaporkan kasus baru yang ditularkan secara lokal atau pembawa tanpa gejala," kata juru bicara Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) Mi Feng, dikutip dari Reuters, Senin (1/11/2021).

"Wabah masih berkembang pesat, dan situasi pengendalian virus parah dan rumit," tambahnya.

Data NHC per 29 Oktober menunjukkan ada 377 kasus Covid-19 transmisi lokal. Dari 17 Oktober, saat klaster baru grup wisata ditemukan, virus corona sudah menyebar di 14 provinsi, dari sebelumnya 11 provinsi.

Mengutip Worldometers, China melaporkan 92 kasus baru gabungan lokal dan impor, dengan total ada 869 kasus aktif per Senin. Secara total ada 97.243 kasus infeksi dan 4.636 kematian yang tercatat di negara tersebut.

Hingga akhir pekan kemarin, setidaknya ada tiga kota dikunci (lockdown) pemerintah. Terakhir, kota Heihe, provinsi Heilongjiang, yang terletak di dekat perbatasan Rusia

Kota berpenduduk 1,3 juta orang tersebut melaporkan 26 kasus lokal di 29 Oktober. Jumlahnya meningkat dari sebelumnya hanya 9 kasus di 26 Oktober.

China juga kini mewaspadai gempuran kasus impor di tengah kenaikan kasus di kota-kota perbatasan. Virus disebut masih menyebar di negara-negara sekitar China, seperti Rusia dan Myanmar.

"Banyak infeksi lokal yang ditemukan di bagian utara dan barat laut China sejak 17 Oktober dapat ditelusuri kembali ke sumber virus yang dibawa dari luar negeri," kata NHC lagi.

Kota perbatasan cenderung memiliki sumber daya yang relatif sedikit. Ini bisa menjadi ancaman yang menyebabkan gangguan lebih parah.

China sebenarnya memiliki kasus relatif sedikit dibanding negara lain di dunia. Namun metode "nol kasus" Covid-19 membuat Negeri Tirai Bambu itu melakukan tindakan pembatasan pergerakan secara ketat guna menekan kasus.

Hal ini diyakini mengganggu pertumbuhan negeri itu. Di kuartal III 2021, ekonomi Negeri Xi Jinping hanya tumbuh 4,9%, melemah dari kuartal II 7,9%, karena disrupsi rantai pasokan dan krisis utang sektor properti.

Disneyland Shanghai Tutup

Sementara itu, dalam laporan AFP, Disneyland Shanghai ditutup awal pekan ini. Hal itu disebabkan penemuan satu kasus Covid-19 di taman bermain itu.

Kasus infeksi tersebut dideteksi dari seorang pasien yang pulang ke provinsi tetangga setelah pergi ke Disneyland Shanghai. Pihak pengelola menyebut belum ada tanggal pasti kapan taman bermain itu akan dibuka kembali.

"Disneyland akan tetap tutup setidaknya selama Senin dan Selasa untuk mengikuti persyaratan pencegahan dan pengendalian pandemi," ujar pihak pengelola dikutip Selasa (2/11/2021).

"Tanggal pembukaan kembali belum dikonfirmasi," tambahnya.

Penutupan itu terjadi setelah Universal Studios Beijing mengatakan pada Sabtu lalu bahwa ada ditemukan pengunjung yang memiliki kontak dekat dari orang yang terinfeksi. Taman itu pun telah melakukan pelacakan dan mengatakan belum ada laporan infeksi.

Sumber : CNBC Indonesia

Share To:

redaksi

Post A Comment: