Infosekayu.com - Peristiwa Isra’ Mi’raj terjadi setelah meninggalnya Istri dan Paman Nabi Muhammad SAW. Di mana pada saat itu Beliau merasakan duka yang mendalam.Dalam suasana seperti itu, beliau sering mengumpulkan para sahabatnya.Pada suatu malam, setelah Nabi dan para sahabat bertukar pikiran, di waktu sepertiga terakhir malam, Nabi Muhammad SAW didatangi malaikat Jibril dibangunkan dan dibawa keluar menuju sumur Zamzam.Pada saat itu diambillah hati Nabi Muhammad SAW untuk dicuci dengan air Zamzam.Hal ini diperlukan supaya Beliau memiliki keandalan Bathin dalam mengikuti peristiwa Isra’ Mi’raj yang luar biasa itu.

Dari kejadian ini,seharusnya kita sebagai umatnya harus senantiasa melakukan pembersihan jiwa, agar memiliki keandalan bathin dalam menghadapi segala jenis kejadian akhir zaman ini. Pembersihan jiwa dapat dilakukan melalui istighfar, dzikir, berdo’a dan lain sebagainya. Dalam suatu hadits,Nabi bersabda yang intinya Jiwa/hati merupakan pengendali seluruh anggota tubuh. Maka apabila jiwa/hati tersebut baik. Maka baiklah semuanya. Sebaliknya apabila, jiwa/hati tersebut buruk, maka buruklah semuanya.

Ta’allum (Proses pembelajaran)
Selama perjalanan Isra’ Mi’raj, nabi Muhammad SAW melihat 17 kejadian yang belum pernah dilihatnya, dan Beliau tidak memahami maknanya. Salah satu peristiwa yang beliau lihat adalah peristiwa dimana ada seorang petani yang menanam tumbuhan, dan setelah menanam langsung dapat memetiknya. Dan ketika habis dipetik buah tersebut, maka tumbuhan tersebut sudah berbuah lagi. Sebagaimana dijelaskan oleh Malaikat Jibril, bahwa kejadian itu menggambarkan orang yang di dunia melakukan sedekah. Hal ini sesuai dengan Firman Allah,bahwasanya orang yang bersedekah akan diganti oleh Allah sampai dengan 700 kali lipat.

Peristiwa pembelajaran ini mengandung makna, bahwa kita sebagai umat nabi Muhammad SAW harus senantiasa belajar. Melalui belajar kita dapat tahu banyak hal yang pada akhirnya kita bisa banyak berkarya.  

Memakmurkan Masjid
Peristiwa Isra’ Mi’raj mengambil dua lokasi yang sangat penting yaitu Masjid Al-Haram dan masjid Al-Aqso. Hal ini mengandung hikmah, bahwa umat Islam harus senantiasa memakmurkan masjid. Masjid harus dapat menjadi pusat budaya, pusat pendidikan, dan pusat dari aspek-aspek kehidupan lain bagi umat Islam. Terkait dengan memakmurkan masjid ini, Al Imam Ibn Katsir menjelaskan bahwa memakmurkan masjid meliputi :

·        Membangun
·        Mengisi kegiatan
·        Menggantukan diri pada masjid
·        Mendekatkan diri kepada Allah di masjid
·        Komitmen kepada masjid

Allah berfirman dalam surat at-Taubah ayat 18 yang artinya“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, seta (tetap) melaksanakan sholat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada apapun)kecuali kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk”.
 
Tafakur dan Tadabur (Berpikir dan Merenung)
Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa yang spektakuler dimana atas kehendak-Nya, Nabi Muhammad SAW diperjalankan sampai shidrotul muntaha (QS. 53 : 13 - 18) . Allah memperlihatkan kebesaran-Nya untuk menguatkan hati Nabi Muhammad SAW setelah ditinggal oleh Istri dan pamannya. Hal ini mengandung himah, bahwa kita sebagai umat nabi Muhammad SAW, harus selalu berpikir dan merenung atas kebesaran Allah melalui ayat-ayatnyaa, sebagaimana firman Allah dalam QS. 3 : 190-191.

Menyampaikan tugas/kepercayaan
Sebagaimana disampaikan di awal,bahwa syariat melakukan sholat diturunkan melalui peristiwa Isra’ Mi’raj. Perintah ini harus disampaikan kepada para sahabat dan pengikut beliau, walau sebenarnya sangat sulit untuk dilakukan. Mengingat, pada zaman itu transportasi masih belum maju seperti saat ini. Namun demikian, karena ketaatan Beliau dalam mengemban amanah, maka beliau sampaikanlah syariat melaksanakan sholat tersebut.

Sehingga, kita sebagai umatnya harus mengikuti jejak beliau dalam mengemban tugas. Tugas yang dimaksud semestinya dalam arti yang luas,baik amanah di lingkungan keluarga maupun di masyarakat dan tempat kerja. Hal ini sesuai dengan firman Allah di dalam QS. 4 ayat 58.  

Mengerjakan Sholat fardhu

Melalui Isra’ Mi’raj inilah syariat sholat diturunkan.Sehingga,memperingati Isra’ Mi’raj merupakan momen yang sangat tepat untuk melakukan peningkatan dalam melaksanakan sholat. 
Taat dan menerima sepenuhnya untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya tanpa ada rasa beban

Yang terakhir, hikmah Isra’ Mi’raj harus menjadikan kita tidak merasa memperoleh beban dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban Agama.Hal ini harus dimaknai secara luas, bahwa segala tingkah laaku dan gerak gerik kita, harus kita arahkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai sarana peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan.(LS)
Share To:

redaksi

Post A Comment: