Jakarta, Infosekayu.com - Puluhan ribu orang berunjuk rasa di seluruh Myanmar, Minggu (7/2/2021). Mereka mengecam kudeta yang terjadi 1 Februari dan menuntut pemimpinde facto, Aung San Suu Kyi, dibebaskan.

readyviewed Ini merupakan protes terbesar sejak "Revolusi Saffron 2007" yang membantu mengarahkan negara itu pada reformasi demokrasi. Sebelumnya selama 49 tahun, negeri yang juga dikenal dengan nama Burma itu dikuasai junta militer.

Melansir Reuters, protes terjadi di kota Yangon. Warga kompak mengenakan kaos dan membawa balon merah, warna Partai Lig Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi.

Kerumunan besar massa menuju Pagoda Syle di jantung kota tersebut. Mereka meneriakkan slogan "Kami tidak ingin kediktatoran militer! Kami ingin demokrasi!".

"Kami tidak ingin kediktatoran untuk generasi berikutnya," kata seorang pendemo bernama Than Zin (21)."Kami tidak akan menyelesaikan revolusi ini sampai kami membuat sejarah. Kami akan berjuang sampai akhir."

Sederet polisi bersenjata dengan perisai anti huru hara dilaporkan mendirikan barikade. Namun tidak ada upaya penghentian demonstrasi.

Media itu juga melaporkan beberapa demonstran juga memberikan polisi bunga. Dalam sebuah foto, seorang polisi juga terlihat memberi salam tiga jari, yang jadi simbol pergerakan di Myanmar.

Dari laporan internal PBB, diperkirakan 60.000 orang turun ke jalan dalam protes di Yangon. Sementara di Naypyidaw, ibu kota negara Myanmar, ada 1.000 orang.

Protes juga terjadi di kota terbesar kedua Mandalay dan sejumlah desa. Reutersmelaporkan ada tembakan terdengar di tenggara Myawaddy ketika polisi bersitegang dengan 200 pengunjuk rasa.

Sementara itu, Minggu sore blokade internet yang dilakukan militer akhirnya disudahi. Sebelumnya upaya ini menimbulkan kemarahan warga.

Belum ada komentar dari junta mengenai ini. Kantor berita yang terafiliasi dengan militer MRTV hanya melaporkan tentang seorang perwira mengunjungi rumah sakit dan pembukaan kembali sebuah pagida, tapi tak ada laporan soal protes.

Suu Kyi dan Presiden Win Myint ditahan militer di bawah pimpinan Jenderal Angkatan Darat Min Aung Hliang. Pemilu yang dimenangkan NLD dianggap penuh kecurangan.

Komisi pemilihan umum menepis tuduhan tersebut. Namun ketegangan berakhir dengan kudeta.

Suu Kyi pun  kini dihadapkan dengan dakwaan mengimpor enam walkie talkie secara ilegal. Ia dipenjara di tahanan polisi untuk penyelidikan hingga 15 Februari.

Sumber : CNBC Indonesia


Share To:

redaksi

Post A Comment: