Jenewa, Infosekayu.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Jumat mengusulkan dilakukan kembali penyelidikan tahap kedua mengenai asal - usul virus corona di China, termasuk audit laboratorium dan pasar di Wuhan, agar lebih transparansi dari pihak berwenang.

Dikutip Reuters, Jumat (16/7), direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mempresentasikan rencana tersebut kepada negara-negara anggota, sehari setelah mengatakan bahwa penyelidikan terhambat karena kurangnya data mentah pada hari-hari pertama penyebaran COVID-19 di China.

“Pekerjaan tahap dua akan membutuhkan studi tentang pasar manusia, satwa liar dan hewan di Wuhan, termasuk pasar grosir Huanan,” katanya dalam sambutan yang dirilis oleh badan tersebut.

Selain itu juga akan membutuhkan audit laboratorium dan lembaga penelitian terkait yang beroperasi di area kasus awal yang diidentifikasi pada Desember 2019.

Para diplomat mengatakan bahwa China --yang telah menolak kembalinya para ilmuwan internasional-- menyuarakan keberatan pada pembicaraan tertutup dengan mengatakan abwha rencana itu bukan dasar untuk studi di masa depan.

Sebelumnya tim yang dipimpin WHO menghabiskan empat minggu berada di sekitar pusat kota Wuhan dengan para peneliti China. Mereka menyebut dalam laporan bersama pada bulan Maret bahwa virus itu mungkin telah ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui hewan lain.

Namun negara-negara termasuk Amerika Serikat dan beberapa ilmuwan menuntut penyelidikan lebih lanjut, terutama ke Institut Virologi Wuhan, yang sedang melakukan penelitian tentang kelelawar ketika itu.

“Menemukan asal usul virus ini adalah latihan ilmiah yang harus dijauhkan dari politik. Agar itu terjadi, kami berharap China mendukung tahap berikutnya dari proses ilmiah ini dengan membagikan semua data yang relevan secara transparan,” kata Tedros.

China menyebut teori bahwa virus itu mungkin telah lolos dari laboratorium Wuhan "tidak masuk akal" dan berulang kali membantah telah "mempolitisasi" masalah ini sehingga menghambat penyelidikan.

Pada jumpa pers reguler pada hari Jumat, ketika ditanya tentang komentar Tedros sebelumnya tentang perlunya lebih banyak data dari China, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan bahwa beberapa data tidak dapat disalin atau meninggalkan China, karena melibatkan informasi pribadi.

Sumber : Gatra.com 

Share To:

redaksi

Post A Comment: