Jakarta, Infosekayu.com  - Greysia Polii menjadi atlet tertua peraih medali emas Olimpiade di cabor bulutangkis nomor ganda putri. Ia menorehkan tinta emas di usia 33 tahun.

Greysia bersama Apriyani Rahayu menutup final Olimpiade Tokyo 2020 dengan menumbangkan wakil China Chen Qing Chen/Jia Yifan.

Mereka menang 21-19, 21-15 pada duel dua gim yang berlangsung di Musashino Forest Sport Plaza, Senin (2/8/2021). Catatan ini sekaligus menorehkan sejarah untuk Indonesia. Sebab, untuk pertama kali Indonesia meraih medali emas sejak ganda putri dipertandingkan pada Olimpiade Barcelona 1992.

Tinta emas ini kian istimewa karena Greysia menciptakannya saat usianya tak lagi muda, yakni 33 tahun pada 11 Agustus tahun ini. Dibandingkan dengan peraih-peraih medali emas Olimpiade di sektor ganda putri, Greysia menjadi atlet tertua.

Sebut saja Chung So-young, atlet bulutangkis ganda putri Korea pertama yang meraih medali emas di Barcelona 1992. Ia mencatatkan namanya pada usia 25 tahun, begitupun dengan rekannya Hwang Hye-young pada usia 26 tahun.

Sedangkan pada Olimpiade Atlantas 1996, peraih medali emas diraih wakil China Ge Fei/Gu Jun pada usia 21 tahun. Keduanya, kemudian meraih hasil yang sama pada Olimpiade Sydney 2000 pada usia 25 tahun.

Pada Olimpiade Athena 2004, China kembali meraih medali emas melalui Yang Wei/Zang Jiewen. Saat itu mereka berusia 25 tahun dan 23 tahun.

Begitupun pada peraih medali emas Beijing 2008, Du Jing/Yu Yang meraih medali emas pada usia 24 tahun dan 22 tahun. Sementara pada 2012, wakil China Tian Qing/Zhao Yunlei meraih medali emas mereka pada usia 26 tahun.

Terakhir di Olimpiade Rio 2016, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi meraih medali emas ganda putri pada usia 24 tahun dan 22 tahun. Dengan demikian, Greysia menjadi pemain bulutangkis tertua yang meraih medali emas di Olimpiade pada usia 33 tahun.

Sumber : Detiksport 

Share To:

redaksi

Post A Comment: