Muba, Infosekayu.com - Potret kesedihan tergambar di raut wajah Salamun (41) warga dusun III desa Rimba Ukur Kecamatan Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba). Betapa tidak, di kehidupan nya yang hampir memasuki usia senja ia harus menelan pil pahit, setelah kakinya mengalami patah tulang, akibat terkena pisau mesin rumput dua tahun lalu.

Tak hanya tinggal sendiri  digubuk reot, dengan kondisi kaki patah sulit untuk berjalan, laki-laki yang berstatus duda ini mau tak mau bekerja sebagai pengrajin dengan alat seadanya dan juga mengharap belas kasihan dari keluarga dan tetangga untuk menyambung hidup. Saat dibincangi wartawan Jurnal Sumatra.com Rabu, (29/9/2021) pagi, Salamun mengatakan, bahwa sudah memasuki dua tahun ini ia tidak bisa kemana mana.

“Kalau untuk berjalan jarak dekat menggunakan tongkat bisa pak, tapi sulit. Karena waktu terkena pisau mesin rumput dua tahun lalu itu, kaki saya nyaris putus, maka oleh pihak rumah sakit kaki saya dipasang pen dan hingga kini belum dilepas karena terbentur biaya,”Keluhnya. Salamun menceritakan, ketika siang hari ia tinggal digubuk. Sementara untuk malam harinya ia numpang tidur ditempat keluarga. Karena gubuk yang ia tempati saat ini tidak dilengkapi dinding sama sekali

“Kalau siang, saya tinggal digubuk ini dan bekerja sebagai pembuat  Keranjang, Bubu ,(alat penangkap ikan) dan sangkar Burung untuk dijual. Untuk penghasilan tidak menentu, tergantung yang pesan. Kadang dari Minggu ke Minggu tidak mendapat penghasilan sama sekali.”Ungkapnya dengan nada sedih. Salamun sangat berharap kepada para Dermawan terutama Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin agar dapat  membuatkan pondok sedehana untuk tempat tinggalnya.

“Tidak perlu terlalu besar, berukuran 3×3 sudah lumayan buat saya, untuk menyambung hidup.”kata Salamun berharap. Keluh-kesah dari Salamun itupun dibenarkan oleh paman kandungnya yakni Asnawi (58) yang bekerja sebagai Marbot Masjid di desa tersebut.”Memang benar. Karena  penghasilan nya itu tergantung pesanan, tidak menentu.”Ujar Asnawi kepada Jurnal Sumatra com.

Asnawi juga sangat berharap, agar keponakannya itu mendapat bantuan dari Pemkab Muba. “Kalau soal minimnya penghasilan, itu masih tetap tanggung jawab kami keluarga, karena selama ini kami lah yang membantu mulai dari  memasak dan lain sebagiainya . Ke-inginannya punya pondok sebagai tempat tinggal, harapan kami biar dia lebih tenang dan nyaman serta tidak sibuk kesana-kemari. Lagi pulah, ketika ada bantuan baik dari warga maupun dari pemerintah dapat ia terimah secara langsung,”Kata Asnawi. (Rafik Elyas).

Sumber : jurnalsumatra

Share To:

redaksi

Post A Comment: